Bekasi, koresponden.id - Yayasan Persada Moro 38 bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi menggelar kegiatan bakti sosial (Baksos) dalam rangka Program Penyehatan Ekosistem Kali Jambe dan Kali Busa dari Pencemaran Ekologis.
Kegiatan penting ini berlangsung di Perumahan Graha Prima, tepatnya di area Jembatan Kali Jambe, Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, pada Minggu (26/10/2025) pagi.
Acara kolaboratif ini dihadiri oleh sejumlah tokoh dan pemangku kepentingan, menunjukkan dukungan penuh dari berbagai pihak terhadap isu lingkungan.
Tampak hadir Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, jajaran pengurus Yayasan Persada Moro 38, Laksamana Elka Setyawan, M. Han, Danramil 01/Tambun Mayor CZI Sali, Sekcam Tambun Selatan Warli Suwanda, Pj. Kepala Desa Sumberjaya Ike Rahmawati, Tokoh Masyarakat H. Syaiful Nyamat, Bhabinkamtibmas Desa Mangunjaya Aipda Totok, serta ratusan relawan dan masyarakat setempat.
Ketua Yayasan Persada Moro 38, Priyo Budi Laksono, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan program prioritas Yayasan untuk memulihkan kesehatan ekosistem sungai.
"Baksos Kali Jambe dan Kali Busa ini dilakukan untuk penyehatan ekosistem. Karena kedua kali itu dirasakan oleh masyarakat sekitar sangat bau, dan juga terkontaminasi polutannya cukup tinggi. Jadi kami berkolaborasi bersama DLH Kabupaten Bekasi dan masyarakat juga," ujar Priyo di sela-sela kegiatan bakti sosial.
Priyo menjelaskan, selain fokus pada penyehatan kondisi air sungai, pihak Yayasan juga menyasar sumber limbah lainnya, baik limbah industri maupun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
"Baik yang di perumahan, Rumah Sakit, Hotel dan sebagainya yang berpotensi mengeluarkan polusi," sambungnya, menekankan perlunya penanganan limbah secara menyeluruh dari hulu ke hilir.
Mengenai metode penyehatan, Priyo Budi Laksono memaparkan bahwa mereka menggunakan pendekatan biologi. Cara kerjanya adalah dengan menyemprotkan cairan yang sudah dicampur dengan bahan-bahan mikroba ke sepanjang aliran sungai yang tercemar.
Meskipun belum membuka pelatihan khusus untuk masyarakat, Yayasan Persada Moro 38 tetap berkomitmen untuk mendukung inisiatif serupa.
"Untuk pelatihan khusus kami memang belum membuka untuk masyarakat, namun demikian, kami akan membantu membuatkan formula mikrobanya. Karena bahan-bahan itu ada di pasaran," imbuhnya, memberikan sinyal bahwa solusi ini dapat direplikasi oleh komunitas lain.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya mengurangi bau tak sedap dan polusi, tetapi juga mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan sungai, mengingat sungai merupakan sumber kehidupan dan bagian vital dari ekosistem lingkungan.





